Minggu, 20 Maret 2011

Minggu, 20 Maret 2011 08: 19 WIB


TRIBUNNEWS . COM - Akhirnya Libya bernasib seperti Irak. Diperangi ketika menolak kemauan Barat. Bedanya dari Irak, sementara ini, serangan kepada negeri kecil berpenduduk 6 , 4 juta yang dipimpin Moammar Khadafy itu bersifat "terbatas ". Dipimpin Amerika Serikat, serangan dimulai Sabtu ( 19/03 /2011) waktu setempat ketika pasukan Amerika Serikat dan Inggris menembakkan serangan rudal . Tercatat sedikitnya 110 rudal jelajah Tomahawk diarahkan ke sasaran di Libya , yakni lokasi-lokasi yang dianggap pertahanan udara Moammar Khadafy . Seorang pejabat penting mengonfirmasi serangan rudal itu setelah Presiden Barack Obama memerintahkan " aksi militer terbatas " untuk membantu resolusi PBB yang mendukung intervensi bersenjata terhadap rezim Khadafy . Laksamana William Gortney mengatakan pada wartawan bahwa "awal siang ini 110 lebih rudal jelajah Tomahawk telah ditembakkan dari kapal dan kapal selam AS dan Inggris, menghantam lebih dari 20 sistem pertahanan udara terintegrasikan dan fasilitas pertahanan ke darat lainnya. Rudal pertama menghantam pada pukul 19 GMT ( pukul 02. 00 WIB ) menyusul serangan udara yang dilakukan sebelumnya oleh pesawat perang Perancis, kata Gortney, direktur staf gabungan AS . "Itu tahap pertama dari operasi banyak tahap " untuk melaksanakan resolusi PBB dan mencegah rezim Libya menggunakan pasukan terhadap rakyatnya sendiri , ujarnya . Satu kapal selam Inggris bergabung dengan kapal dan kapal selam AS lainnya dalam serangan rudal itu, katanya . AS dan negara-negara sekutunya belum menerapkan zona larangan terbang dengan pesawat yang mematroli angkasa , katanya, tapi "kami akan menetapkan kondisi untuk dapat mencapai keadaan itu". "Misi kami sekarang ini adalah untuk membentuk ruang pertempuran dalam satu cara di mana mitra -mitra kami mungkin akan mengambil pimpinan," kata dia , memberi kesan lebih banyak peran dukungan pada militer Amerika . Ketika ditanya apakah AS akan mengirim jet tempur untuk melakukan serangan pengeboman di Libya, Gortney menolak menjawab. Merujuk pada peta operasi, Gortney menjelaskan sebagian besar sasaran "adalah di atau dekat pantai, kenyataan yang membuat kehancuran mereka penting untuk melaksanakan zona larangan terbang, sejak begitu banyak aktivitas udara kami saksikan dan begitu banyak upaya militer rezim itu terjadi di bagian negara itu ". Sasaran itu termasuk tempat-tempat rudal permukaan -ke-udara , tetapi terlalu dini untuk mengatakan seberapa efektif serangan Tomahawk itu, ujarnya . "Karena ini malam di sana, akan ada beberapa waktu lagi sebelum kami mendapat gambaran komplet mengenai keberhasilan serangan ini, " kata laksamana itu. Operasi AS itu — dinamai " Odyssey Dawn" ( Petualangan Fajar ) — menyusul misi awal pesawat perang Perancis, yang melakukan empat serangan udara pada Sabtu, yang menghancurkan beberapa kendaraan lapis baja pasukan Khadafy . Dua destroyer angkatan laut AS dan tiga kapal selam AS telah ditempatkan di Laut Tengah dekat Libya, semuanya diperlengkapi dengan rudal jelajah Tomahawk.
TEMPO Interaktif , London - Inggris mengirimkan kapal perang jenis perusak ke Libya untuk mengangkut para pekerja pengeboran minyak Inggris di sana. Demikian keterangan Perdana Menteri David Cameron, Jumat ( 25/2 ) waktu setempat, menanggapi kisruh politik di negeri itu . Hingga saat ini banyak warga Inggris terjebak di Libya . Menurut kelompok oposisi, pemerintahan Cameron sangat lamban mengevakuasi para pekerja Inggris dari Libya . Niat Cameron mengirimkan kapal perang tersebut disampaikan usai mengadakan pertemuan dengan Dewan Keamanan Nasional Inggris. Dalam pertemuan itu disampaikan , warga Inggris sebagian telah dievakuasi selama 24 jam melalui udara dengan enam penerbangan. Di samping itu, kapal perang jenis frigate , HMS Cumberland , juga mengangkut warga Ingris dan warga asing lainnya dari pelabuhan Benghazi. Cameron katakan , dirinya juga memerintahkan kapal perusak HMS York segera masuk ke perairan Libya guna membantu evakuasi . Oleh karenanya , Cameron dengan tegas meminta seluruh warga Inggris meninggalkan Libya sesegera mungkin. Saat ini, sekitar 170 pekerja minyak Inggris bekerja di kawasan terpencil di tengah gurun pasir Libya . Media setempat melaporkan , pemerintah Ingris diminta mengirimkan pasukan militer khusus untuk menyelmatkan para pekerja tersebut . "Kami akan melakukan apapun demi keselamatan mereka , " demikian pernyataan Cameron di televisi. Cameron katakan , dia ingin mengirimkan peringatan kepada para pejabat Libya, "Inggris melalui PBB membekukan aset , pelarangan perjalanan , dan akan memberikan sanksi, termasuk mengusulkan adanya investigasi atas kejahatan kemanusiaan ," kata Cameron. Ketika ditanya soal kemungkinan Inggris menggunakan kekuatan militer terhadap Libya , Cameron menjawab , "Kami akan melakukan apa saja demi keselamatan masyarakat dan kami sekuat tenaga akan membawa pulang rakyat kami. " REUTERS | CHOIRUL
Metrotvnews. com, Jenewa: Badan pengungsi PBB mengatakan, Ahad ( 27/2 ) , hampir 100 .000 orang , sebagian besar imigran asing , telah melarikan diri dari libya